Kisah Abu Nawas Keajaiban Bersedekah || Cerita Lucu - Yulidamanda.blogspot.com

Kisah Abu Nawas Keajaiban Bersedekah || Cerita Lucu

"Kisah Abu Nawas Keajaiban Bersedekah"

Kisah Abu Nawas Keajaiban Bersedekah || Cerita Lucu
Abu Nawas


Kisah Cerita Abu Nawas Keajaiban Bersedekah. Dikisahkan seorang pemuda bernama Abu Nawas sedang berjualan di pasar. Sedang asyik berjualan, Dia melihat seorang perempuan cantik, bernama putri Habibah.

“Subhanallah, begitu cantik putri Habibah,” gumam Abu Nawas.

“Ya Abu, sedang apa engkau melamun?” tanya seorang anak kecil kepadanya.

“Tidak, aku hanya terkagum melihat kecantikan putri Habibah, apakah mungkin aku bisa mendapatkan istri secantik dia?”

Cerita ini juga: Kisah Nabi Sulaiman Alaihissalam Singkat

“Sudahlah, ya Abu, mana mungkin orang miskin seperti kita bisa seperti itu,” jawab anak itu.

Abu Nawas tidak menjawab, namun dia tahu jika Allah SWT menghendaki, maka itu bukan perkara yang mustahil.

Dari kejauhan Dia mendengar teriakan warga Mesir yang hendak menghakimi seorang pencuri roti. Abu Nawas yang bijak dan baik hati itupun segera menuju ke pusat kegaduhan.

“Ada apa wahai saudaraku?” tanya Abu Nawas kepada semua warga.

“Aku hanya mengambil roti yang terjatuh,” jelas pencuri yang tidak ditanya sama sekali.

“Bohong, dia memang pencuri,” sahut pemilik toko yang rotinya diambil.

“Sudah, berapa kerugian Bapak, biar saya yang ganti, dan bebaskan orang itu,” ucap Abu Nawas memberikan pembelaan dan membawa orang itu ke pinggiran Pasar, tujuannya agar kegaduhan itu cepat teratasi.

Bapak tua itu begitu lahap memakan roti yang katanya terjatuh itu. “Bapak tinggal dimana?” tanya anak kecil yang sedari tadi mengikuti Abu Nawas.

“Saya tinggal di kota yang jauh dari sini, saya harus pulang,” jelas Pak tua itu.

“Jika Bapak tidak keberatan, sudilah tinggal bersama kali untuk sementara waktu, namun mohon maaf, gubuk kami sangat kecil,” Abu Nawas menawarkan pertolongan kepada Bapak itu.

“Kedua anak ini sangat baik hati,” gumam Pak tua itu, “Maaf nak, tapi saya harus segera pulang, khawatir keluarga saya mengkhawatirkan saya,” jelasnya.

Sebelum beranjak pergi Abu Nawas berkata, “Pak, bawalah kalung peninggalan Ibuku ini, mungkin Bapak akan lebih memerlukannya di perjalanan nanti.”


Bapak tua itupun menerima bantuannya, kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.

Berselang beberapa hari, Abu Nawas pamit kepada temannya untuk pergi ke Madinah, tujuannya untuk mencari pekerjaan yang layak, dia jua berjanji, jika sudah mendapatkan pekerjaan akan segera mengajaknya.

Abu Nawas berangkat ke Madinah menggunakan Kapal, namun sayangnya, di perjalanan kapal yang dia tumpangi diguncang badai dan hujan yang sangat labat. Kapal itu hancur berkeping, tidak tahu siapa saja yang selamat, namu Abu Nawas berhasil selamat karena berpegangan pada kayu terapung dari bagian kapal.

Abu Nawas yang kebingungan, karena begitu terbangun, dia terdampar di suatu daerah yang sama sekali tidak dia ketahui. Begitu melihat perkampungan, dia segera menuju ke masjid, untuk sholat dan mengaji.

Ternyata ada seorang jemaah masjid, yang memperhatikan dia mengaji, orang itu meminta Abu Nawas untuk mengajarkan semua warga mengaji dan menulis. Sebagai imbalannya dia diberikan upah setiap kali mengajar.

Lambat laun, uang yang dia kumpulkan itu semakin banyak, namun hebatnya Abu Nawas, walau dia kesusahan, tetapi tidak pelit dan menyempatkan untuk bersedekah.

Abu Nawas pun diundang oleh salah seorang warga dan diperkenalkan kepada seorang perempuan cantik, perempuan itu sudah tidak memiliki orang tua, namun hartanya begitu banyak.

Orang tua itu menawarkan kepada Abu Nawas agar bersedia menikahi anak itu. “Wahai Abu Nawas, sejak tadi saya perhatikan, kamu terus memperhatikan kalung gadis ini, bukan mukanya.”

“Aduh, maaf. Saya tidak bermaksud demikian, saya hanya teringat dengan kalung milik orang tua saya yang mirip dengan kalung itu, kalung itu saya berikan kepada Bapak Tua sewaktu di Mesir,” Jawabnya.

Seyara mengucap syukur kepada Allah SWT, serempak warga yang mendengar ucapan Abu Nawas itu mengucapkan, “Subhanallah.”


“Wahai Abu Nawas, tahukah kamu bahwa orang tua yang kamu tolong itu adalah Ayah dari Gadis ini. Dia adalah saudagar kaya yang tersesat. Selama hidup dia berdoa agar kelak anaknya dijodohkan kepada orang yang telah menolongnya itu.”

Betapa kaget Abu Nawas mendengar berita itu, namun itulah kuasa Allah SWT. Akhirnya Abu Nawas menikah dengan gadis itu dan mengajak temannya yang sepat ditinggalkan di Mesir.

Baca Juga : 

Baca Juga

No comments:

Post a Comment