PENDAHULUAN
Berkembangnya ilmu pengetahuan manusia jauh lebih inovatif dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan air dilokasi yang posisinya lebih tinggi dari sumber air adalah dengan menggunakan pompa air bertenaga listrik atau motor bakar, untuk daerah-daerah pedesaan atau daerah terpencil yang tidak ada sumber tenaga listrik dan semakin berkurangnya sumber bahan bakar minyak di bumi sehingga menimbulkan fluktuasi harga bahan bakar. Di Indonesia, beberapa wilayah mengalami permasalahan irigasi air karena jauh dari sungai, juga keterbatasan pengadaan energi listrik maupun sumber energi lain sehingga tidak praktis menggunakan pompa dengan penggerak motor listrik untuk mengalirkan air dari tempat yang jauh, untuk mengaliri sawah yang mayoritas penduduknya bercocok tanam.
Kemiling merupakan daerah yang masuk dalam kategori pusat pertanian terutama pada sektor persawahan namun juga wilayah perbukitan sehingga tidak keseluruhan dari luas lahan sawah tersebut mendapatkan pengirigasian. Para petani mendapatkan air ke persawahannya hanya mengharapkan dari curah hujan dan menggunakan mesin pompa motor bakar dengan bahan bakar bensin dan solar, untuk mengalirkan air dari sungai ke lahan persawahan. Hal ini sangat memberatkan petani di daerah tersebut. Salah satu
daerah yang mengalami permasalahan tersebut adalah daerah BKP Kecamatan Kemiling Raya, Kemiling Bandar Lampung. Desa ini sudah terdapat sungai untuk irigasi, namun di sebagian lahan persawahannya belum mendapatkan pengairan dari irigasi dikarenakan permukaan air irigasi sungai lebih rendah daripada daratan sawah sehingga air tidak dapat mengalir ke area persawahan tersebut. Alternatif dari masalah di atas adalah menggunakan teknologi sederhana tanpa menggunakan bahan bakar. Teknologi tersebut adalah pompa hydram (hydraulic ram pump).
Pompa hydram ini tidak menggunakan bahan bakar sebagai sumber penggerak
namun pompa hydram menggunakan hantaman air atau tekanan air melalui pipa dan tekanan udara untuk menaikkan air hingga ketinggian yang di inginkan. Merujuk dari hal tersebut mendorong peneliti untuk melakukan perancangan dan pembuatan pompa hydram untuk model sistem irigasi untuk membantu mengairi persawahan penduduk. Maka penentuan tempat yang cocok untuk pembuatan pompa hydram dengan sumber
tekanan air yang didapat yaitu dengan membuat bendungan di sungai yang terdapat pada lahan persawahan sehingga pompa hydram inilah yang diharapkan menjadi salah satu solusi untuk membantu menghemat biaya pengeluaran operasional penggarapan sawah dan pengadaan irigasi air di persawahan Bukit Kemiling Permai, Kel. Kemiling Raya, Kec. Kemiling, Bandar Lampung hingga akhirnya dapat meningkatkan produksi padi.
METODE PENELITIAN
Lokasi yang akan dilakukan penelitian merupakan daerah perbukitan yang memiliki area persawahan posisinya lebih tinggi daripada sumber air irigasi dan jauh dari sumber tenaga listrik sehingga pada penelitian ini dilakukan perancangan dan pembuatan pompa tanpa motor (hydraulic ram pump) atau pompa hydram untuk model sistem irigasi daerah persawahan di persawahan Bukit Kemiling Permai, Kel. Kemiling Raya, Kec. Kemiling, Kota Bandar Lampung diperoleh potensi head sumber aliran 1,5 m, jarak dari sumber air dan letak pemasangan pompa 11,3 m dan ketinggian pemompaan 7,5 m. Luas lahan
yang dapat dialiri untuk model irigasi ditentukan sebesar 5000 m2/hari.
Hasil Survei Lapangan
Survei lapangan yang dilakukan selama kurang lebih satu minggu maka didapat
beberapa hasil pengukuran yaitu :
- Ketinggian pemompaan atau head pemompaan yang dibutuhkan adalah 7,5 meter, yang didapat dari pengukuran elevasi ketinggian daratan dengan waterpass digital
- Jarak dari sumber air ke pompa sebesar 11,3 meter, diukur dengan meteran
- Potensi sumber air yang akan dijadikan acuan untuk perancangann pompa hydram yaitu head sumber sebesar 1,5 m dengan pengukuran langsung seperti gambar di bawah ini dengan alat ukur waterpass digital.
- Diameter pipa suplai yang akan digunakan dalam perancangan disesuaikan dari ukuran debit air yang tersedia agar terbagi secara optimal, pipa yang dipakai berdiameter 2 inchi.
- Menurut Yosida (1981) ketinggian air untuk persawahan agar bisa ditanami padi yaitu 6 mm-10 mm per hari untuk 1 Ha. Menurut Anonim (2011) kebutuhan air pembuatan sawah yaitu 70-100 m3 per hari untuk luas 10 Ha, sehingga asumsi dari itu peniliti menetapkan kebutuhan air untuk persawahan sebanyak 7-10 m3 per 1 Ha dalam sehari atau sama dengan 3.500 liter/hari-5.000 liter/hari untuk luas lahan persawahan yang akan dijadikan model irigasi yaitu sekitar 5.000 m2 .
Pump |
Baca Juga :
No comments:
Post a Comment