FAKTOR-FAKTOR DALAM TANAH YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN MIKROORGANISME - Yulidamanda.blogspot.com

FAKTOR-FAKTOR DALAM TANAH YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN MIKROORGANISME

PERTUMBUHAN MIKROORGANISME


Pertumbuhan Mikroorganisme
Tumbuhan

Kondisi anaerob di dalam tanah


  1. Kondisi anaerob di dalam tanah akan terjadi jika konsumsi oksigen untuk respirasi akar tanaman dan biota tanah lebih tinggi dibandingkan masuknya oksigen dari udara melalui ruang pori tanah. Sehingga ukuran dan susunan ruang pori tanah akan berpengaruh terhadap aerasi yang buruk tersebut. Kondisi aerasi yang buruk dipercepat dengan masuknya air ke dalam ruang pori tanah. Telah diketahui bahwa difusi oksigen di dalam air 104 lebih lambat dibandingkan dengan kecepatannya bergerak dalam udara bebas. Keadaan demikian akan menyebabkan oksigen yang masuk ke dalam tanah sangat rendah, selain pengeluaran karbon dioksida yang lambat, maka menimbulkan akumulasi CO2 di dalam tanah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Kegiatan respirasi akar tanaman ditentukan oleh konsentrasi O2 didaerah perakaran, konsentrasi oksigen 14 % diketahui telah menghambat respirasi akar tanaman. Dalam konsisi anaerob, nitrate akan berubah menjadi nitrit kemudian berubah menjadi N2 yang akan menguap ke atmosfer. Mangan (Mn3+) akan berubah menjadi mangan (Mn2+), besi ferri (Fe3+) akan berubah menjadi ferro (Fe2+), dan sulfat menjadi sulfit. Mangan (Mn2+) dan ferro (Fe2+) mempunyai sifat yang mudah larut. Pada kondisi anaerob juga sering terjadi akumulasi gas ethylene, konsentrasi gas ethylene akan menghambat perpanjangan akar, aktivitas kambium dan menurunkan akumulasi biomassa.  Selain gas ethylene yang meningkat, kondisi anaerob tanah juga menghasilkan persenyawaan H2S dan nitrit yang bersifat racun dan dapat mematikan akar tanaman.

Bahan Organik :


  • Bahan organik atau yang sering disebut sebagai BO merupakan bahan – bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik demikian berada dalam pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya bahan tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga harus selalu diperbaharui melalui penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang. Bahan organik berperan penting untuk menciptakan kesuburan tanah. Bahan organik adalah hasil-hasil peruaraian tubuh bekas jasad hidup (tumbuhan dan binatang) sehingga menunjukkan perbedaan dalam ukuran, bangun, komposisi, dan watak, fisiokimiawi dari aslinya, yang telah menyatu dengan jarah-jarah penyusun tanah lainnya. Pemasok bahan organik adalah tumbuhan dan binatang. Sreresah dan bangkai hewan yang berada di atas dandi dalm tubuh tanah, akan segera diserang oleh binatang pencacah dan jasad renik pengurai, yang menjadikan sumber energy (Arsyad,1989). Bahan organik tanah menjadi salah satu indikator kesehatan tanah karena memiliki beberapa peranan kunci di tanah. Disamping itu bahan organic tanah memiliki fungsi – fungsi yang saling berkaitan, sebagai contoh bahan organik tanah menyediakan nutrisi untuk aktivitas mikroba yang juga dapat meningkatkan dekomposisi bahan organik, meningkatkan stabilitas agregat tanah, dan meningkatkan daya pulih tanah (Sutanto,2005). Bahan organik tanah berasal dari Sumber primer, yaitu jaringan organic tanaman (flora) yang dapat berupa; Daun, Ranting dan cabang, Batang, Buah, Akar. Sumber sekunder, yaitu jaringan organic fauna yang dapat berupa kotoran dan mikrofauna.Sumber lain dari luar, yaitu beberapa pupuk organic berupa; Pupuk kandang, Pupuk hijau, Pupuk bokasi (kompos), Pupuk hayati. Peranan bahan organik bagi tanah adalah dalam kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik, biologis, dan sifat kimia tanah. Bahan organik merupakan pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang tiada taranya. Melalui penambahan bahan organik, tanah yang tadinya berat menjadi berstruktur remah yang relatif lebih ringan. Pergerakan air secara vertikal atau infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat sehingga aliran permukaan dan erosi diperkecil. Demikian pula dengan aerasi tanah yang menjadi lebih baik karena ruang pori tanah (porositas) bertambah akibat terbentuknya agregat.
Aerasi


  • Perpindahan masa zat dari proses gas ke fase cair atau sebaliknya, terjadi bila ada kontak antara permukaan cairan dengan udara. Di dalam praktek pengolahan air umumnya udara dan proses perpindahan gas umumnya diberi istilah “Aerasi”. Gas – gas yang menjadi perhatian dibidang pengolahan air adalah O2, CO2 CH H2S4, NH3 dan CI2. Gaya penggerak perpindahan massa dari udara ke dalam air atau sebaliknya, dikendalikan oleh perbedaan konsentrasi zat di dalam air atau sebaliknya dikendalikan oleh perbedaan konsentrasi zat di dalam larutan dan kelarutan gas pada konsentrasi tertentu (Sutrisno, 2010).
    • Prinsip Pengolahan Air secara Aerasi : Menurut Tjokrokusumo dalam Sutrisno, 2010, aerasi adalah pengolahan air dengan cara mengontakkannya dengan udara. Aerasi secara luas telah digunakan untuk mengolah air yang mempunyai kandungan kadar besi (Fe) terlalu tinggi (mengurangi kandungan konsentrasi zat padat terlarut). Zat – zat tersebut memberikan rasa pahit pada air, menghitamkan pemasakan beras dan memberikan noda hitam kecoklat – coklatan pada pakaian yang dicuci.
Kelembapan dan Suhu Tanah :

  • Kelembapan tanah adalah air yang mengisi sebagian atau seluruh pori – pori tanah yang berada di atas water table (Jamulya dan Suratman, 1993). Definisi yang lain menyebutkan bahwa kelembaban tanah menyatakan jumlah air yang tersimpan di antara pori – pori tanah. kelembaban tanah sangat dinamis, hal ini disebabkan oleh penguapan melalui permukaan tanah, transpirasi dan perkolasi (Suyono dan Sudarmadil, 1997). Kelembaban tanah memiliki peranan yang penting bagi pemerintah untuk mengetahui informasi seperti potensi aliran permukaan dan pengendali banjir, kegagalan erosi tanah dan kemiringan lereng, manajemen sumber daya air, geoteknik, dan kualitas air. Kelembaban tanah merupakan salah satu variabel kunci pada perubahan dari air dan energi panas di antara permukaan dan atmosfer melalui evaporasi dan transpirasi.
Kesuburan Tanah


  • Kesuburan tanah adalah Suatu keadaan tanah dimana tata air, udara dan unsur hara dalam keadaan cukup seimbang dan tersedia sesuai kebutuhan tanaman, baik fisik, kimia dan biologi tanah (Syarif Effendi, 1995). Kesuburan tanah adalah kondisi suatu tanah yg mampu menyediakan unsur hara essensial untuk tanaman tanpa efek racun dari hara yang ada (Foth and Ellis ; 1997). Menurut Brady, kesuburan tanah adalah kemampuan tanah untuk menyediakan unsur hara essensial dalam jumlah dan proporsi yang seimbang untuk pertumbuhan.vTanah yang subur adalah tanah yang mempunyai profil yang dalam (kedalaman yang sangat dalam) melebihi 150 cm, strukturnya gembur remah, pH 6-6,5, mempunyai aktivitas jasad renik yang tinggi (maksimum). Kandungan unsur haranya yang tersedia bagi tanaman adalah cukup dan tidak terdapat pembatas-pembatas tanah untuk pertumbuhan tanaman (Sutejo.M.M, 2002)

pH Tanah


  • pH di definisikan sebagai kemasamam atau kebasaan relatif suatu bahan. Skala pH mencakup dari nilai nol (0) hingga 14. Nilai pH 7 dikatakan  netral. Di bawah pH 7 dikatakan asam, sedangkan di atas 7 dikatakan basa. Asam menurut teori adalah suatu bahan yang cenderung untuk memberi proton (H+) ke beberapa senyawa lain, demikian sebaliknya apabila basa adalah suatu bahan yang cenderung menerimanya. Pengaruh utama pH di dalam tanah adalah pada ketersediaan dan sifat meracun unsur seperti Fe (besi), Al (Alumunium), Mn (Mangan), B (Boron), Cu (seng). Di dalam tanah pH sangat penting dalam menentukan aktifitas dan dominasi mikroorganisme, dalam hubungannya dengan peoses proses yang sangat erat hubungannya dengan mikroorganisme seperti siklus hara (nitrifikasi, denitrifikasi), penyakit tanaman, dekomposisi dan sintesis senyawa kimia organik dan transport gas ke atmosfer. 
Pentingnya pH tanah.


Ada 3 alasan pH tanah sangat penting untuk diketahui:

1.         Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap oleh tanaman. Umumnya unsur hara yang diserap oleh akar pada pH 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut dalam air.

2.         Derajat keasaman atau pH tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman. Pada tanah masam. Banyak ditemukan unsur aluminiun yang selain bersifat racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah masam unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro, seperti Fe, Zn, Mn, Cu dalam jumlah yang terlalu besar. Akibatnya juga menjadi racun bagi tanaman. Pada tanah alkali, ditemukan juga unsur yang dapat meracuni tanaman, yaitu natrium (Na) dan molibdenum (Mo).
3.         Derajat keasaman atau pH tanah sangat mempengaruhi perkembangan mikroorganisme di dalam tanah. Pada pH 5,5-7 bakteri dan jamur pengurai bahan organik dapat berkembang dengan baik. 

7.  Penyinaran

Sinar ultra violet dapat menghambat pertumbuhan mikroba, bahkan pada intensitas tertentu dapat membunuh mikroba. Jenis bakteri memiliki toleransi lebih tinggi terhadap sinar. Sedangkan jenis jamur lebih peka terhadap sinar.

Itulah pembahasan tentang FAKTOR-FAKTOR DALAM TANAH YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN MIKROORGANISME, semoga bermanfaat dan gunakan waktumu sebaik-baiknya untuk belajar, jadikan blog yulidamanda.blogspot.com sebagai tempat belajar yang menyenangkan.

Baca Juga

No comments:

Post a Comment