Pengertian Pola Tanam Pola Usaha Tani
Pola Tanam |
1.
Pola Usaha Tani
Pola
tanam adalah usaha yang dilakukan dengan melaksanakan penanaman pada sebidang
lahan dengan mengatur susunan tata letak dari tanaman dan tata urutan tanaman
selama periode waktu tertentu, termasuk masa pengolahan tanah dan masa tidak
ditanami selama periode tertentu. (Soekartawi 2011)
Dalam
pola usahatani terdapat 2 macam, yaitu usahatani lahan basah dan lahan kering.
Usaha tani lahan basah adalah lahan dimana tanahnya tergenang oleh air, seperti
sawah, sedangkan lahan kering adalah lahan yang cenerung mengandalkan curah
hujan. (Prasmatiwi.2019)
2.
Macam Pola Tanam
Pola
tanam dibagi menjadi dua yaitu pola tanam monokultur dan polikultur. Monokultur
adalah menanam satu jenis tanaman pada lahan dan waktu penanaman yang sana dan
polikultur adalah menanam lebih dari satu jenis tanaman dalam satu lahan.(Soekartawi.2011)
a. Monokultur
Monokultur
adalah pertanian dengan menanam tanaman sejenis. Misalnya sawah ditanami padi
saja, jagung saja, atau kedelai saja. Tujuan menanam secara monokultur adalah
meningkatkan hasil pertanian. Penanaman monokultur menyebabkan terbentuknya
lingkungan pertanian yang tidakmantap. Buktinya tanah pertanian harus diolah,
dipupuk dan disemprot dengan insektisida. Jika tidak, tanaman pertanian mudah
terserang hama dan penyakit. Jika tanaman pertanian terserang hama, maka dalam
waktu cepat hama itu akan menyerang wilayah yang luas. Petani tidak dapat panen
karena tanamannya terserang hama. Kelebihan sistem ini yaitu teknis budidayanya
relatif mudah karena tanaman yang ditanam maupun yang dipelihara hanya satu
jenis. Di sisi lain, kelemahan sistem ini adalah tanaman relative mudah
terserang hama maupun penyakit.(Suratiah,2015)
b. Tumpang sari (Intercropping)
Tumpangsari adalah
penanaman lebih dari satu tanaman pada waktu yang bersamaan atau selama periode
tanam pada satu tempat yang sama. Beberapa keuntungan dari sistem tumpangsari
antara lain pemanfaatan lahan kosong disela-sela tanaman pokok, peningkatan
produksi total persatuan luas karena lebih efektif dalam penggunaan cahaya, air
serta unsur hara, disamping dapat mengurangi resiko kegagalan panen dan menekan
pertumbuhan gulma. (Suratiah,2015)
c. Tumpang gilir ( Multiple Cropping )
Tumpang gilir
dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor
lain untuk mendapat keuntungan maksimum. (Suratiah,2015)
d. Tanaman Bersisipan ( Relay
Cropping )
Merupakan pola
tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok
(dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Pada umumnya tipe
ini dikembangkan untuk mengintensifikasikan lahan. Dengan demikian kemampuan
lahan untuk menghasilkan sesuatu produk pangan semakin tergali. Oleh karena itu
pengelola dituntut untuk semakin jeli menentukan tanaman apa yang perlu
disisipkan agar waktu dan nilai ekonomisnya dapat membantu dalam usaha
meningkatkan pendapatan. (Suratiah,2015)
e. Tanaman Campuran ( Mixed
Cropping )
Merupakan
penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun
larikannya, semua tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan terhadap
ancaman hama dan penyakit.
Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu. (Suratiah,2015)
f. Tanaman bergiliran (
Sequential Planting)
Merupakan
penanaman dua jenis tanaman atau lebih yang dilakukan secara bergiliran.
Setelah tanaman yang satu panen kemudian baru ditanam tanaman berikutnya pada
sebidang lahan tersebut. (Suratiah,2015)
Nah Seperti itulah pembahasan yang dimuat dalam artikel ini tentang Pengertian Pola Tanam Pola Usaha Tani, semoga mudah dipahami ya.
No comments:
Post a Comment