SEJARAH
Bahasa Indonesia Secara historis diangkat dari bahasa Melayu, yaitu salah satu rumpun bahasa Austronesia. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya selalu mendapat pengaruh dari bahasa-bahasa asing dan bahasa daerah, sejalan dengan pengaruh yang diterima oleh masyarakat Indonesia yang melatarbelakangi. Berdasarkan sejarah, kita peroleh keterangan bahwa pemakaian bahasa Melayu tertua kita dapati dari prasasti-prasasti yang dikeluarkan raja Sriwijaya sekitar Abad ke-7, prasasti-prasasti itu antara lain adalah Prasasti Karang Barahi, Prasasti Kota Kapur, dan Prasasti Kedukan Bukit, yang masing-masing berangka taun 686, 686, dan 688M.
Berdasarkan keterangan singkat diatas jelas bahwa bahasa Melayu secara lisan sudah barang tentu telah dipakai jauh sebelum prasasti tersebut dibuat. Mengingat bahwa ketiga prasasti di atas semuanya ditulis dengan huruf Palawa dari India Selatan, banyaknya prasasti dari kerajaan lain lebih banyak diwarnai oleh pengaruh bahasa Belanda di Indonesia. Sejalan dengan perkembangan kesusastraan Melayu seperti yang dirintis oleh Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi.
Bahasa Indonesia |
Baca Juga : SOAL BAHASA INGGRIS UNBK 2020 DAN KUNCI JAWABAN
Pemerintahan kolonial Hindia-Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu dapat dipakai untuk membantu Administrasi bagi kalangan pegawa pribumi karena penguasaan bahasa Belanda para pegawai pribumi dinilai lemah. Pada awal abad ke-20 perpecahan dalam bentuk baku tulisan bahasa Melayu mulai terlihat. Di tahun 1901, Indonesia (sebagai Hindia-Belanda) mengadopsi ejaan Van Ophuijisen dan pada tahun 1904 Persekutuan Tanah Melayu (kelak menjadi bagian dari Malaysia) di bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson. Ejaan Van Ophuysen diawali dari penyusunan Kitab Logat Melayu (dimulai tahun 1896) Van Ophujisen, dibantu oleh Nawawi Soetan Ma'moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.
Intervensi pemerintah semakin kuat dengan dibentuknya Commissie voor de Volkslectuur (Komisi Bacaan Rakyat - KBR) pada tahun 1908. Kelak lembaga ini menjadi Balai Poestaka. Pada tahun 1910, komisi ini di bawah pimpinan D.A Rinkes, melancarkan program Taman Poestaka dengan membentuk perpustakan kecil di berbagai sekolah pribumi dan beberapa instansi milik pemerintah.
Perkembangan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terbentuk dari bahasa Melayu. Dalam proses pembentukannya, tentunya terapat pristiwa-pristiwa penting yang melatarbelakanginya. Beberapa peristiwa penting itu ialah:
- Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan sebuah badan penerbit buku-buk bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka.
- Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa indonesia dalam pidatonya. Hal itu untuk pertamakalinya dalam sidang Volksraad, seseorang berpidato menggunakan bahasa Indonesia.
- Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia.
- Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
- Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
- Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahawa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
- Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatangani Undang-Undang Dasar 1945, yang menetapkan bahwa bahasa negara adalah bahasa Indonesia (UUD 1945, BAB XV, Pasal 36).
- Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan ejaan Republik sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
- Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara.
- Tanggal 16 Agustus 1972, Soeharto, Presiden Republik Indonesia, meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di hadapan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No.57 tahun 1972.
- Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia (wawasan nusantara).
- Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
- Tanggal 21-26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara.
- Tanggal 28 Oktober s.d 3 November 1988 diselenggarakan kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia.
- Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1993 diselenggarakan kongres bahasa Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
- Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.
Kesimpulan
Selama kita belajar, duduk dibangku sekolah mungkin kita hanya belajar bagaimana berbahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan Ejaan Bahasa yang Disempurnakan (EYD), atau mengenal bahasa Istilah seperti Hoponim, Antonim, Sinonim dan lainnya, tapi kita melewatkan bagaimana sejarah Bahasa Indonesia ini berkembang, bagaimana bahasa indonesia dibentuk dan terbentuk, mari kita sebagai anak bangsa yang baik jangan melewatkan sejarah-sejarah penting terutama di negara tercinta kita Indonesia.
No comments:
Post a Comment